Musik mereka melewati batas-batas emosi dan melodi sebuah lagu, menciptakan suasana yang intim dan penuh gairah, diracik dengan nuansa choro Brazil dan dongeng Skandinavia. Vandoorn dan van Vugt telah bermain secara duo ke tingkat yang berbeda. Tanpa ada hambatan dan kesulitan mereka saling bertukar peran dengan mudah, saat Anda sedang bertanya-tanya siapa yang melakukan apa. Mereka mengeksplorasi batas-batas improvisasi dan lirik-lirik lagu, menciptakan dunia mereka sendiri, tidak pernah kehilangan rasa dari lirik dan harmoni mereka; terbang bebas seperti burung yang memainkan lagu-lagu mereka.
Di Yogyakarta, Ineke dan Marc akan berkolaborasi dengan musik gamelan, mereka akan bermain dan mengadakan workshop bersama musisi gamelan Purwanto yang juga merupakan anggota dari grup musik KuaEtnika yang dikomandani oleh maestro (alm) Djaduk Ferianto. KuaEtnika sendiri baru saja memenangkan AMI Award (Penghargaan Anugerah Musik Indonesia) tahun 2019 untuk kategori “Karya Produksi World Music Terbaik”. Selain itu, Purwanto juga memiliki proyek bernama Vertigong dan banyak berkolaborasi antara lain bersama vokalis/sinden Silir Pujiwati. Kolaborasi jazz dan gamelan ini bisa disaksikan pada konser mereka tanggal 10 Desember 2019, di Tembi Rumah Budaya, pukul 19.00.