Yogyakarta - Pada agenda pameran kali ini Rumah DAS “merespons momentum”, yakni hendak turut memeriahkan Bulan Menggambar Nasional yang rutin dihelat setiap tahunnya pada tanggal 2 Mei (bertepatan juga dengan Hari Pendidikan Nasional). Rumah DAS sebagai ruang di wilayah Utara (Condongcatur) yang mana adalah wilayah sub-urban, pada akhirnya berusaha menyodorkan situasi kritis dari pergerakan dan pergeseran sosial-budaya-ekologi yang mampu ditangkap oleh siapapun. Oleh karena itu pameran ini memiliki tawaran bertajuk “KEPUNG”, yang diharapkan menjadi pemantik sekaligus pemikiran kritis bagi para perupa merespons situasi, kondisi, momentum, dan keresahan setiap insan kreatif. Pameran ini pada dasarnya hendak menampilkan para perempuan perupa yang memiliki beragam gagasan kritis dan visual dari medium yang beragam, serta latar belakang aktivitas yang berbeda pula. Selain itu kami juga mengundang perupa lainnya untuk turut memeriahkan momentum Bulan Menggambar ini, berdasarkan perspektif individu masing-masing.
Arti kata: "Kepung" adalah kata kerja dalam bahasa Indonesia yang bermakna "mengelilingi" atau "mengepung". Pada pola bahasa: "Kepung" merupakan kata kerja dalam bentuk perintah untuk melaksanakan tindakan mengepung. Dalam konteks sejarah atau budaya situasi tersebut mungkin mengingatkan pada peristiwa-peristiwa tertentu, seperti pengepungan dalam konteks peperangan atau penindasan sosial politik. Dalam lain hal pada konteks modern, "kepung" juga bisa merujuk pada tindakan pembatasan atau penekanan, baik dalam konteks fisik maupun non-fisik, seperti dalam pengepungan media atau blokade ekonomi. Dengan mempertimbangkan konteks dan konotasi yang tepat, analisis kata "kepung" dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang maknanya dalam berbagai situasi.
Di saat yang sama, sebuah perayaan pada dasarnya dekat dengan penghayatan rasa syukur, yakni kita berperan sebagai penjaga memori kolektif tentang kehadiran Bulan Menggambar, dan Hari Pendidikan Nasional yang dari sana telah diperjuangkan bersama-sama. Maka proses selanjutnya dapat pula dimaknai sebagai “KEPUNGAN”, kata ini memang bentuk dari adopsi dari bahasa daerah yang kemudian menjadi bagian dari kosakata yang digunakan secara luas. "Kepungan" memiliki arti khusus sebagai sebuah tradisi atau kegiatan makan bersama dengan posisi melingkar atau duduk di pinggir-pinggir musala, dengan masing-masing peserta membawa makanan dari rumah. Hal tersebut memberikan gambaran yang lebih jelas tentang makna dan praktik "kepungan" dalam konteks tradisional dan budaya masyarakat Indonesia, juga dalam hal ini masyarakat seni. Pada dasarnya kita sedang dikepung atas situasi yang kompleks, atau justru dari sana kita memiliki daya untuk mengepung situasi problematis tersebut lewat berkarya seni rupa dengan perayaan bersama Bulan Menggambar dalam upaya insan seni mengepung situasi dan penonton dengan karya seni, dengan daya seni.